Media Pergerakan: PMII UIN SUSKA
Foto Oleh : Rizal Fahmi/MP. |
Pada tanggal 17 April 1960 silam di Kota
Pahlawan, Surabaya, sekelompok mahasiswa nahdliyin membentuk sebuah organisasi
kemahasiswaan yang diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang
disingkat PMII. Sebagai suatu organisasi kaderisasi. PMII tak henti-hentinya
terus melakukan kaderisasi di kalangan mahasiswa untuk melahirkan dan membentuk
kader-kader menjadi pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT,
berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya
serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia (AD/ART PMII,
tujuan PMII).
Berangkat dari tujuan PMII tersebut, secara
langsung maupun tidak, PMII mencetak generasi muda yang akan memegang estafet
kepemimpinan bangsa. Nilai-nilai kepemimpinan mesti tertanam dalam setiap kader
PMII sebagai tanggung jawab untuk mengemban amanah kepemimpinan bangsa kedepan.
Karakter dan sikap pemimpin yang dibutuhkan bangsa saat ini sudah terkonsep
jelas dalam tujuan PMII yaitu Terbentuknya pribadi Muslim yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan
ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Oleh
karena itu dalam regenerasi kepemimpinan bangsa, kader-kader PMII menjadi layak
dan bahkan sangat layak untuk turut andil di dalamnya.
Tidak hanya dalam tujuan PMII, dalam tiga slogan
PMII juga menjadi isyarat bahwa kader PMII adalah leader stock yang ideal untuk
bangsa Indonesia ke depan. Yang sudah dikonsep menjadi Tri-Logi yang Pertama
adalah Tri-Motto yaitu “Dzikir, Fikir dan Amal Shaleh”. Bahwa seorang pemimpin
harus senantiasa berdzikir mengingat Sang Pemberi amanah, Allah SWT sebagai
pengingat dan pengawas diri di saat menjalankan tanggung jawab kepemimpinan
(khalifah fil ardh). Seorang pemimpin juga harus memiliki daya fikir atau
intelektual yang memumpuni sebagai modal dalam menggunakan strategi dan
menentukan keputusan. Dari itu seorang pemimpin harus memiliki semangat beramal
shaleh baik shaleh ritual maupun shaleh sosial. Ketiganya adalah bagian yang
tak dapat terpisahkan dan menjadi karakter serta sikap pemimpin yang ideal.
Kedua, Tri-Komitmen yaitu “Kejujuran, Kebenaran
dan Keadilan”. Saat ini bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur
berucap dan bersikap. Bangsa Indonesia juga membutuhkan pemimpin yang bertindak
pada garis kebenaran. Dan bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang adil dalam
mengambil keputusan.
Ketiga, Tri-Khidmat yaitu “ Taqwa, Intelektual
dan Profesional”. Ketaqwaan pemimpin menjadi hal yang mendasar karena berbicara
tentang ibadah, baik ibadahnya kepada Tuhan (hablul minallah) maupun ibadah
sosial (hablul minannas). Intelektual sebagai basis fikir dimana pemimpin mesti
memiliki ilmu kepemimpinan. Dan Profesionalitas dimana pemimpin harus
profesional dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.
Dari penjelasan tiga slogan di atas dengan
kaitannya tentang kepemimpinan maka PMII menjadi penyedia leader stock untuk
memimpin bangsa kedepan. Oleh karena itu, kader-kader PMII tidak hanya serta
merta memahami tiga slogan di atas secara konseptual, tetapi juga mampu
dijewantahkan dalam ruang praktikal. Sikap dan karakter kepemimpinan yang
dibutuhkan bangsa saat ini dan kedepan telah ada di dalam PMII itu sendiri,
tinggal bagaimana menanamkannya kepada kader.(rzf/mp).