Selancar Situs

Jajak Info

PENGUMUMAN

Senin, 30 April 2018

REFLEKSI PERGERAKAN PMII KOTA PEKANBARU

Oleh: Rizal Muhammad Al-Husaini

Media Pergerakan: PMII UIN SUSKA

Media Pergerakan: Taken by. Darmawan

PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan sebuah organisasi kemahasiswa yang berdiri sejak 17 April 1960 di Surabaya. Berdirinya PMII merupakan hasil buah pemikiran prakarsa 13 orang mahasiswa Nahdlotul Ulama yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sulawesi, Jawa, Kalimantan dll. Salah satu tujuan di dirikannya PMII adalah sebagai wadah penyalur aspirasi para mahasiswa Nahdlotul Ulama, yang sebelumnya dirasa kurang terakomodir dan selain itu berdirinya PMII merupakan Sock Terapi terhadap pergolakan dunia perpolitikan di Indonesia pada masa itu.

PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan yang independen terlepas dari berbagai intrik-intrik lembaga politik di tanah air. Dengan sikap independensi ini maka PMII menjadi sebuah lembaga yang sangat leluasa bergerak dalam melakukan perubahan dan kontrol terhadap situasi bermasyarkat dan bernegara di Indonesia.

Kehadiran PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonsia) sejak tahun 1960 telah banyak memberikan warna terutama dalam menghiasi dinamika kampus di seluruh indonesia.

PMII sebagai sebuah perkumpulan para mahasiswa tradisionalis berperan aktif dalam mempertahankan budaya, nilai dan norma kehidupan yang telah ada sejak dahulu. Tradisionalis memang identik dengan budaya lama namun berkat kehadiran PMII makna tradisionalis disini telah tergeneralisasi menjadi lebih modern dengan sampul-sampul yang menggiurkan mata. Sehingga ketika orang melihat budaya dan tradisi bukanlah lagi sebagai hal yang jumud dan jadul melainkan sebagai bagian dari kehidupan modern. Hal ini sesuai dengan kaidah yang masyhur di kalangan warga NU yakni Al-Muhafadzatu ‘ala qadimishalih wal al-akhzu bil jadidil aslah (mempertahankan sesuatu yang baik dari masa lalu dan mengambil sesuatu yang lebih baik dari masa depan).

Sebagai aggota dan Kader PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), seharunya berperan aktif dalam mempertahankan budaya, nilai, norma dan agama islam yang berlandaskan ahlussunnah wal jama’ah di lingkungan masyarkat dan kampus. Namun kenyataannya hal ini sedikit mengalami pergeseran akibat dari ulah nakal segelintir opnum yang tidak bertanggung jawab. Tujuan pmii di poles sedemikian rupa untuk mencapai nafsu-nafsu nakal mereka yang mendewakan material sebagai landasan hidup. Hal ini tentu saja akan menimbulkan dampak negative bagi perkembangan dan kemajuan organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Karena, iya akan merusak segala bentuk tatanan yang telah tersusun rapih didalam tubuh organ PMII.

Memang pola-pola pragmatis materialis ini juga terkadang dibutuhkan namun jika pola ini telah menjadi patokan bagi setiap individu didalam sebuah organisasi terutama PMII. Pasti akan berdampak negative sebagaimana yang telah saya sampaikan diatas. Individu yang mendewakan sistem materialis biasanya akan mengahlalkan segala cara guna mecapai tujuannya walaupun iya harus bekerjasama dengan setan sekalipun maka iya pasti akan melakukan asal segala tujuannya tercapai. Kemudian ia berdalih ini semua saya lakukan demi memajukan PMII namun iya tak sadar dengan apa yang iya lakukan sebenarnya telah mengakibatkan muncul sebuah bom waktu didalam rumah besar-Nya. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan tujuan utama pmii yakni: Membentuk Pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya Serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

PMII Sebagai Organ Kemahasiswaan memiliki pola pergerakan yang jelas sebagaimana tercantum didalam AD/ART PMII. Namun dewasa ini AD/ART itu seperti hanya sebagai bunga panjangan rumah yang Cuma dilihat saja. Namun tidak didiimplementasikan dalam prakteknya. Sungguh miris bukan?

Ber-PMII bukanlah sebuah hal yang mudah, ber-PMII bukanlah hanya sekedar masuk mendaftar menjadi anggota, ber-PMII bukanlah hanya sekedar untuk menambah relasi dan mencapai tujuan pribadi. Namun ber-PMII adalah sebuah pilihan berat. Mengapa saya katakana berat? Karena, sejatinya dengan ber-PMII kita telah memasuki medan Jihad yang butuh akan kesabaran, ketekunan dan keikhlasan bagi setiap kita yang telah menentukan pilihan untuk ber-PMII. Oleh karena itu mari kita berproses dengan baik, nikmati setiap dinamika yang terjadi lapangkan dada teguhkan hati semoga tuhan memberi keberkahan pada setiap pilihan kita. Salam Pergerakan.(mp/rzf)




Senin, 02 April 2018

DILEMA METROPOLITAN

Oleh: Rizal Muhammad Al-Husaini

Media Pergerakan: PMII UIN SUSKA

sebuah prosa hasil renungan disenja hari selamat membaca monggo kritik dan sarannya di kolom komentarnya sahabat/i PMII UIN SUSKA.

DILEMA METROPOLITAN


Wahai Generasi harapan bangsa
yang bersorak sorai bak burung kutilang
apakah kau tahu rasa sakit ini ?
rasa sakit yang tiada tara ini ?

Duhai generasi harapan bangsa
bukankah telah kau saksikan
tanah bergetar dan laut ikut berguncang
binatang-binatang jalang mencuri kesenangan
dibalik pekikan tanahku tersayang

Sudah cukup, sudah cukup semua ini
sudahkah kau tahu ?
wahai generasi harapan bangsa
Indonesiaku, menjerit di sayat sembilu.


by: Rizal Fahmi