Selancar Situs

Jajak Info

PENGUMUMAN

Kamis, 23 November 2017

NILAI-NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP) PMII

NILAI DASAR PERGERAKAN
(PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA)


A.        Historisitas Nilai Dasar Pergerakan (NDP)

   Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai organisasi kemahasiswaan berusaha menggali nilai- nilai moral yang lahir dari pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan dalam bentuk rumusan-rumusan yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Secara historis, NDP PMII mulai terbentuk pasca Independensi PMII ketika Mukernas III di Bandung (1-5 Mei 1976). Pada saat itu penyusunan NDP masih berupa kerangkanya saja, lalu diserahkan kepada tim PB PMII. Namun, hingga menjelang Kongres PMII VIII di Bandung, penyusunan tersebut belum dapat diwujudkan. Hingga akhirnya saat Kongres PMII VIII di Bandung (16-20 Mei 1985) menetapkan penyempurnaan rumusan NDP dengan Surya Dharma Ali sebagai ketua umumnya. Penyempurnaan ini berlangsung hingga 1988. Selanjutnya pada tanggal 14-19 September 1988 ketika Kongres IX PMII, NDP mulai disahkan di Surabaya.
            NDP ini merupakan tali pengikat (kalimatun sawa’) yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah dan semangat perjuangan yang sama. Seluruh anggota dan kader PMII harus memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII baik secara personal maupun kolektif dalam medan perjuangan sosial yang lebih luas, dengan melakukan keberpihakan yang nyata melawan ketidakadilan, kesewenangan, kekerasan, dan tindakan-tindakan negatif lainnya. 

Secara esensial NDP adalah suatu sublimasi Nilai Keislaman dan Keindonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah Wal Jamaah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi nilai Dasar Pergerakan yang meliputi cakupan Akidah, syariah dan akhlak dalam upaya kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akherat. Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan islam tersebut PMII menjadikan ahlusunah wal jamaah sebagai manhaj al fikr untiuk mendekonstruksikan pemahaman agama.

Islam secara utuh dihayati dan diamalkan dengan mencapai setiap aspek, baik aspek aqidah(Iman), syari’ah (Islam) maupun etika, akhlak, dan tasawuf  (Ihsan). NDP sebagai penegasan atas watak keindonesiaan organisasi. Di Indonesia organisasi hidup, demi bangsa Indonesia organisasi berjuang. Dengan ahlussunnah wal jama’ah mengenal kemerdekaan, persamaan, keadilan, toleransi, dan nilai perdamaian, maka kemajemukan etnis, budaya, dan agama menjadi potensi bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan.

B. FUNGSI                                                                                                                       
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) berfungsi sebagai:
1. Kerangka refleksi (landasan berfikir)
NDP merupakan ruang untuk melihat dan merenungkan kembali secara jernih setiap gerakan dan tindakan organisasi. Bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, dan nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal.

2. Kerangka aksi (landasan berpijak)
NDP merupakan landasan etos gerak organisasi dan setiap anggota. Bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, dan pembelajaran sosial.
3. Kerangka ideologis (sumber motivasi)
NDP menjadi peneguh tekad dan keyakinan anggota untuk bergerak dan berjuang mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi. Begitu juga menjadi landasan berfikir dan etos gerak anggota untuk mencapai tujuan organisasi melalui cara dan jalan yang sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing.

C. KEDUDUKAN
1.   NDP menjadi rujukan utama setiap produk hukum dan kegiatan organisasi
2.   NDP menjadi sumber kekuatan ideal setiap kegiatan organisasi
3.   NDP menjadi pijakan argumentasi dan pengikat kebebasan berfikir, berbicara, dan bertindak setiap anggota
D. RUMUSAN NILAI- NILAI DASAR PERGERAKAN
1. Tauhid
Mengesakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi dalam agama samawi, di dalamnya telah terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia.
  • Pertama, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat, dan perbuatan- perbuatan-Nya. Allah adalah dzat yang fungsional. (QS Al Hasyr 22-24)
  • Kedua, keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada yang ghaib. (QS Al Baqoroh ayat 3)
  • Ketiga, oleh karena itu, tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu, dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan, dan perwujudan lewat perbuatan. (QS Al Baqoroh Ayat 30)
  • Keempat, PMII memilih pendekatan berpikir ahlussunnah wal jama’ah untuk memahami dan menghayati keyakinan tauhid.
2. Hubungan manusia dengan Allah
Allah SWT menciptakan manusia sebaik–baiknya kejadian (Ahsanittaqwim) dan menganugrahkan yang terhormat kepada manusia dibandingkan dengan makhluk yang lain. Kedudukan itu ditandai dengan pertama, pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Dalam potensi tersebut, sangat memungkinkan manusia menjalankan dua fungsi, fungsi hamba dan fungsi kholifah fil ardri. Sebagai hamba, manusia harus selalu melaksanakan ketentuen–ketentuan Allah SWT, dan perintah–perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Untuk itu manusia diberi kesadaran moral yang harus selalu dirawat kalau manusia tidak ingin terjatuh kedalam kedudukan yang sangat rendah.

Sebagai kholifah di bumi, manusia harus memberanikan diri untuk mengemban amanat yang maha berat yang ditawarkan Allah SWT kepada manusia. Kedua pola tersebut berfungsi secara simbangang, lurus dan teguh. Juga harus dijalankan hanya dengan keikhlasan mengharap ridha dari Allah SWT semata dengan terus dengan melakukan ikhtiar secara optimal sedangkan mengenai hasil sepenuhnya hanya milik Allah SWT.

Kedua, manusia mempunyai sifat uluhiyyah atau sifat ketuhanan, yakni fitrah suci untuk memproyeksikan tentang kebaikan dan keindahan. Misalnya manusia ketika menjalankan sujud kepada Allah SWT berarti manusia sedang menjalankan fungsi al quddus. Demikian pula ketika manusia menjalankan fungsi – fungsi ketuhanan yang lain. Intinya bahwa pancaran keindahan masuk kedalam jiwa manusia untuk selalu berbuat kebaikan dan keindahan walaupun ada nilai tidak mungkin ada kesamaan antara makhluk dengan sang kholik. (QS Al Dzariat: 56, QS Al A’ruf: 179, QS Al Qashash: 27)

3. Hubungan manusia dengan manusia
kenyataan bahwa Allah SWT meniupkan ruh-Nya kedalam materi dasar manusia adalah bukti bahwa manusia makhluk yang paling mulia. Kedudukan manusia dengan manusia yang lain adalah sama dihadapan Allah SWT. Yang membedakan mereka hanyalah kualitas ketaqwaannya. Setiap menusia pasti memiliki kelebihan serta kekurangannya. Hal ini justru sebuah potensi bagi manusia untuk selalu kreatif dan terus bergerak kearah yang lebih baik. Karena manusia itu sama kedudukannya dihadapan Tuhan. Sehingga tidak dibenarkan apabila ada manusia mendudukan dirinya lebih mulia daripada yang lain.
Seperti disinggung diatas, fungsi manusia sebagai Khalifatullah adalah untuk menegakkan kesederajatan antara sesama manusia. Fungsi ini juga berarti bahwa manusia harus terus membela kebenaran dan keadilan dimanapun dan dimanapun. Juga senantiasa memberikan kedamaian dan rahmah bagi seluruh alam.
Implemensinya, kader PMII harus selalu menegakkan keadilan dan kebenaran. Membela kaum tertindas, membela kaum mustad afinn. Memlihara bentuk toleransi dan kedamaian dengan sesama manusia tanpa memendang ras, suku, budaya atau apapun dan memelihara nilai–nilai kemanusiaan. Dari sinilah PMII kemudian selalu memegang teguh nilai imansipasi. (QS Al Mu’min : 115, QS Al Hujarat : 13)

4. Hubungan manusia dengan alam
Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. Dia menentukan ukuran dan hukum – hukum-Nya. Alam juga menunjukkan tanda – tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah SWT. Berarti juga nilai tauhit meliputi nilai hubungan manusia dengan alam. Sebagai ciptaan Allah SWT alam berkedudukan sederajat dengan manusia namun Allah menunudukkan alam bagi manusia dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi maka manusia akan terjebak dalam penghambaan pada alam, bukan penghambaan pada Allah SWT. Karena itu manusia berkedudukan sebagai kholifah dibumi, untuk menjadikan bumi maupun alam sebagai wahana dan obyek dalam bertauhit dan menegaskan keberadaan dirinya.

Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan didunia dan diarahkan kepada kebaikan di akherat. Disini berlaku upaya berkelanjutan untuk mentransendensikan segala aspek kehidupan manusia. Sebab akherat adalah masa depan eskatologis yang tak terelakkan. Kehidupan akherat akan dicapai dengan sukses jika kehidupan manusia benar – benar fungsional dan beramal saleh.

Maka jelaslah hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. Hidup bersama antara manusia dengan alam berarti hidup dalam kerjasama, tolong menolongan dan tenggang rasa.
Implementasinya, setiap kader harus menjaga alam dari bahaya yang merusaknya. Misalnya, menjaga alam dari bahaya nuklir, penebangan hutan, eksploitasi alam atau kerusakan alam akibat bom bunuh diri yang akhir–akhir ini ramai diperbincangkan. Ini semua dilakukan sebagai bentuk implementasi nilai–nilai yang ada di PMII dalam menjaga alam dan manusia itu sendiri.

Dengan NDP itu diharapkan akan terbentuknya sosok pribadi muslim yang berbudi luhur, berilmu, bertaqwa, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuaannya. Sehingga cita–cita ideal PMII dalam mencetak kader ulul albab dengan ciri menjalankan dzikir, fikir dan amal soleh secara dialektis, kritis dan transformatif akan dapat terwujud dengan senantiasa menjaga komitmen keislaman, kemahasiswaan dan keindonesiaan. 

E. PMII dan  Keutuhan Pancasila; Membumikan NDP PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang merupakan organisasi keislaman yang berbasis pengkaderan dan bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independensi dan professional , (seharusnya) mempunyai peranan penting dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi Negara yang kemudian menjadi landasan dalam membentuk karakter bangsa.
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia seperti yang telah dijelaskan di atas, perlu memperoleh perhatian khusus oleh para aktivis mahasiswa, khususnya PMII yang memang memiliki kerangka atau acuan dalam segala aktivitas gerakan yang dilakukan.
Kerangka acuan tersebut harus menjadi titik pijak gerakan dalam menghadapi berbagai permasalahan, termasuk dalam membentuk karakter berkebangsaaan.

Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang notabene menjadi ideologi alternatif  dalam mengimbangi laju globalisasi, agar tercipta tatanan yang seimbang “tanpa tekanan dan dominasi”. Keberadaan Aswaja –sebagai ideologi yang ditawarkan- bisa mengadaptasi dengan situasi dan kondisi. Terntunya, segala langkah perubahan yang diambil harus tetap berlandaskan pada paradigm kaidah al-Muhafadzatu ala Qodim al-Sholih wa al-akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah, (meyamakan langkah dengan mempertahankan sebuah tradisi yang kondisinya masih baik dan relevan dengan masa kini atau berkolaborasi dengan nilai-nilai baru yang kenyataannya pada era kekinian dan masa mendatang akan lebih baik).

            Sementara Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII yang merupakan rumusan nilai-nilai yang diturunkan secara langsung dari ajaran Islam serta kenyataan masyarakat dan negeri Indonesia, dengan kerangka pendekatan Ahlussunnah wal-Jama’ah. NDP harus senantiasa menjiwai seluruh aturan organisasi, memberi arah dan mendorong gerak organisasi, serta menjadi penggerak setiap kegiatan organisasi dan kegiatan masing-masing anggota. Sebagai ajaran yang sempurna, Islam harus dihayati dan diamalkan secara kaffah atau menyeluruh oleh seluruh anggota dengan mencapai dan mengamalkan Iman (aspek aqidah), Islam (aspek syari’ah) dan Ihsan (aspek etika, akhlak dan tasawuf.
Sebagai tempat hidup dan mati, negeri maritim Indonesia merupakan rumah dan medan gerakan organisasi. “Di Indonesia organisasi hidup, demi bangsa Indonesia organisasi berjuang”. Sebagai tempat semai dan tumbuh  negeri Indonesia telah memberi banyak kepada organisasi. Oleh sebab itu, organisasi dan setiap anggotanya wajib memegang teguh komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. NDP adalah penegasan nilai atas watak keindonesiaan organisasi.

NPD PMII yang di dalamnya terdapat nilai ketuhanan (Tauhid), nilai ke-hamba-an sebagai seorang makhluk yang berelasi dengan penciptanya (Hablun minallah), nilai humanism (Hablun minannas), dan nilai kecitaan terhadap alam dan tanah air (hablun minal alam). Dan Ahlussunnah wal Jama’ah digunakan sebagai pendekatan berpikir (Manhaj al-Fikr) untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam.  Pilihan atas Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai pendekatan berpikir dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam merupakan keniscayaan di tengah kenyataan masyarakat Indonesia yang serba majemuk. Dengan Ahlussunnah wal Jama’ah yang mengenal nilai kemerdekaan (al-Hurriyah), persamaan (al-Musawah), keadilan (al-’Adalah), toleransi (Tasamuh), dan nilai perdamaian (al-Shulh), maka kemajemukan etnis, budaya dan agama menjadi potensi penting bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan. (Sekali lagi) terlebih dalam rangka menjaga eksistensi pancasila di bumi Nusatara. Dikutip dari (https://pmiiunisda53.blogspot.co.id)

Sejarah PMII, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Pendirian PMII
Ide dasar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bermula dari adanya hasrat kuat para mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk suatu wadah  (organisasi) mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja). Sebelum berdirinya PMII, sudah ada organisasi mahasiswa Nahdliyin, namun masih bersifat local. Organisasi itu diantaranya Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) berdiri pada Desember 1955 di  Jakarta. Di Surakarta didirikan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) pada tahun yang sama. Kemudian berdiri juga Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU) di Bandung. Selain organisasi tersebut, ada pula mahasiswa Nahdliyin yang tergabung pada Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang terwadahi pada departemen perguruan tinggi.

Adanya berbagai macam organisasi kemahasiswaan yang berafiliasi kepada Nahdlatul Ulama ternyata tidak mampu membendung hasrat untuk berdirinya organisasi mahasiswa nahdliyin secara nasional, hal itu terbukti pada Konferensi Besar IPNU pada tanggal 14-17 Maret 1960 di Kaliurang Yogyakarta disepakati untuk berdirinya organisasi kemahasiswaan Nahdliyin.

Kemudian dibentuklah panitia sponsor berdirinya organisasi mahasiswa Nahdliyin yang berjumlah 13 orang mahasiswa NU dari berbagai daerah. Ketiga belas panitia tersebut kemudian mengadakan pertemuan yang disebut dengan Musyawarah Mahasiswa NU. Pertemuan tersebut diselenggarakan pada tanggal 14-16 April 1960 di Gedung Madrasah Muallimin Nahdlatul Ulama (Gedung Yayasan Khadijah) Wonokromo Surabaya. Selanjutnya hasil musyawarah tersebut diumumkan di Balai Pemuda pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 17 April 1960. Maka mulai saat itulah PMII berdiri dan tanggal 17 April 1960 dinyatakan sebagai hari jadi PMII yang diperingati dengan istilah Hari lahir (Harlah).

Adapun ketiga belas mahasiswa NU sponsor atau panitia yang selanjutnya disepakati sebagai pendiri PMII yaitu:
1. Sahabat Chalid Mawardi (Jakarta)
2. Sahabat M. Said Budairy (Jakarta)
3. Sahabat M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4. Sahabat Makmun Syukri (Bandung)
5. Sahabat Hilman Badrudinsyah (Bandung)
6. Sahabat H. Ismail Makky (Yogyakarta)
7. Sahabat Moensif Nachrowi (Yogyakarta)
8. Sahabat Nuril Huda Suaiby (Surakarta)
9. Sahabat Laily Mansur (Surakarta)
10. Sahabat Abdul Wahab Jaelani (Semarang)
11. Sahabat Hisbullah Huda (Surabaya)
12. Sahabat M. Chalid Narbuko (Malang)
13. Sahabat Ahmad Hussein (Makasar)
ketua umum pb pmii dari masa kemasa

Kepemimpinan PMII
1. sejak berdiri, PMII telah dipimpin oleh Ketua Umum sebagai berikut:
2. Sahabat Mahbub Djunaidi (1960-1967)
3. Sahabat M. Zamroni (1967-1973)
4. Sahabat Abduh Paddare (1973-1977)
5. Sahabat Ahmad Bagja (1977-1981)
6. Sahabat Muhyiddin Arusbusman (1981-1985)
7. Sahabat Suryadharma Ali (1985-1988)
8. Sahabat M. Iqbal Assegaf (1988-1991)
9. Sahabat Ali Masykur Musa (1991-1994)
10. Sahabat A. Muhaimin Iskandar (1994-1997)
11. Sahabat Syaiful Bhari Anshori (1997-2000)
12. Sahabat A. Malik Haramain (2003-2005)
13. Sahabat Hery Hariyanto Azumi (2005-2008)
14. Sahabat M. Rodli Kaelani (2008-2011)
15. Sahabat Addin Jauharudin (2011-2014)
16. Sahabat Aminuddin Ma’ruf (2014-2016)
17. Sahabat Agus Mulyono Herlambang (2017-2019)

Hubungan Struktural PMII-NU
Saat didirikan pada tahun 1960, PMII merupaakn Badan Otonom (Banom) dari NU sebagai induk organisasi. Perjalanan PMII seabagai underbow NU bertahan hingga tahun 1972. Pada tahun itu PMII menyatakan diri sebaagai organisasi independen yaitu tidak berafiliasi dengan organisasi manapun. Deklarasi Independensi PMII dicetuskan pada tanggal 14 Juli 1972 di Murnajati Lwang Malang Jawa Timur. Deklarasi itu kemudian dikenal dengan “Deklarasi Murnajati”.

Menyadari kultur dan historis PMII tidak bisa dipisahkan dengan NU, pada kongres X tanggal 1991 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dideklarasikan posisi “Interdependensi PMII-NU”. Selanjutnya untuk mempertegas posisi interdependen. Pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PB PMII tanggal 24 Desember 1991 di Cimacan Jawa Barat dikeluarkan “Implementasi Interdependensi PMII-NU” dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Ukhuwah Islamiyah
2. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
3. Mabadi Khoiru Ummah
4. Al-Musawah
5. Hidup berdampingan dan berdaulat secara penuh

Format Profil PMII
Deklarasi Format Profil PMII yang dicetuskan pada Kongres X tahun 1991 merupakan kristalisasi dari tujuan pergerakan sebagaimana tercantum dalam AD/ART yaitu” “Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”.
Atas dasar itulah, PMII membakukan dan menetapkan format khidmatnya berupa:
1. Motto PMII : Berilmu, Beramal dan Bertaqwa
2. Tri Khidmah PMII : Taqwa, Intelektualitas dan Profesionalitas
3. Tri Komitmen PMII :Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan
4. Eka Citra Diri PMII : Ulul Albab.

Dikutip dari website resmi pmii.or.id

AD/ART PMII HASIL KONGRES PALU 2017


Selamat pagi salam silaturahmi, salam pergerakan. Semoga sahabat- sahabat semua selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. baik kali ini saya akan share AD/ART PMII hasil kongres palu 2017 buat sahabat-sahabat yang ingin mendownload filenya silahkan klik link dibawah.

Berikut link download AD/ART PMII Hasil KONGRES Palu 2017

Sekian terimakasih semoga bermanfaat.

SECERCAH JEJAK PERGERAKAN, PMII KOTA PEKANBARU

Oleh: Ade Widoyo
Media Pergerakan: PMII UIN SUSKA




Hari ini adalah sejarah
.
Dan bendera Kuning dengan Logo Prisai Biru Berbintang Sembilan yang gagah berkibar menjadi Saksi. 
Bahwa Betapa perjuangan itu sulit
Betapa membela kebenaran itu berat
Betapa menegakkan keadilan itu penuh dengan tekanan
Dan betapa melakukan hal yang benar itu akan tetap mendapat Benturan bahkan Hantaman
.
Benturan itu bukan datang hanya datang dari Musuh.
Hantaman itu Bukan hanya datang dari Lawan.
Bahkan benturan itu datang dari Mereka yang seharusnya Melindungi
Hantaman itu datang dari Mereka yang seharusnya Mengayomi
Bukankah sungguh ironi kenyataan ini?
.
Mereka, dengan Darah Biru Membaranya, Memeluk Erat nilai-nilai luhur pancasila, tak akan Roboh ataupun Tumbang. Hanya karena tekanan dan benturan.
Mereka yang Menancapkan dalam Keyakinan akan Keadilan sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia, tak akan Gentar atau bahkan Gemetar kepada mereka yang menghalau menghadang di depan.
Mereka yang Kritis dan Berani Mengepalkan Tangan pada Pelayan Rakyat yang seharusnya Taat Aturan, tak akan Patah arang hanya karna Pukulan dan Tamparan.
.
Perjuangan ini akan terus berlanjut
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Pekanbaru, hanya salah satu potret, betapa sekumpulan Mahasiswa kritis dan idealis terhantam bahkan terbentur dengan kenyataan yang sangat keras dan kejam.
.
#SalamPergerakan!!!
#HIDUPMAHASISWA
#PMIIKomisariatUINSuskaRiau
#PMII_PEKANBARU

BERIKUT VIDEO >
https://www.facebook.com/ade.wiwdoyo/videos/pcb.1912619402391512/1912616839058435/?type=3&theater

https://www.facebook.com/ade.wiwdoyo/videos/pcb.1912619402391512/1912613435725442/?type=3&theater

https://www.facebook.com/ade.wiwdoyo/videos/pcb.1912619402391512/1912619085724877/?type=3&theater

KRISIS PEMAHAMAN ISLAM, FATAYAT NU RIAU GANDENG KOPRI PMII PEKANBARU ADAKAN SEMINAR BEDAH BUKU KHAZANAH ASWAJA

Rizal Fahmi - Media Pergerakan

Bedah buku Khazanah Aswaja. MEDIA PERGERAKAN/M.Fadli Syakur.

Pekanbaru - Kegiatan seminar bedah buku Khazanah Aswaja ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Kota Pekanbaru dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional pada Ahad(22/10).
Acara ini dihadiri oleh PW Muslimat NU Riau Ibu Dinawati, ISNU Riau, IPPNU, PC PMII Pekanbaru, PC PMII Dumai dan PKC PMII Riau Kepri, Serta lebih kurang 250 peserta yang berasal dari beberapa utusan Pondok Pesantren, dosen, guru dan beberapa Mahasiswa dari berbagai kampus di Riau.

Dalam acara tersebut tampak para peserta sangat antusias dalam mengikuti pemaparan materi dan diskusi interaktif bersama dua pemateri yang luar biasa yakni KH.Yusuf Suharto, M.Pd.I. dan KH. Ma’ruf Khozin yang merupakan dua orang tokoh NU anggota Aswaja NU Centre PWNU Jatim dan LBM PWNU Jatim yang aktif dalam dunia Literasi Keilmuan Islam Nasional.

Saat ditanya tim redaksi Media Pergerakan, apa yang menjadi dasar (tujuan) fatayat NU Riau mengadakan acara bedah buku Khazanah Aswaja dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional? Serta apa harapan dari panitia pelaksana kedepannya bagi peserta dan umumnya masyarakat? Mustiqowati Ummul Fithriyyah, M.Si. mengatakan “ yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan bedah buku itu adalah dengan munculnya gerakan radikalisasi islam yang semakin kuat, maka kita perlu mengupayakan penguatan pemahaman ajaran Ahlusunnah Waljama’ah (yang diajarkan oleh para ulama NU), pada masyarakat Muslim khususnya untuk warga Nahdiyyin. Karena, ajaran Ahlusunnah Wal Jama'ah yang disampaikan oleh para ulama Nu merupakan pilar untuk terwujudnya Islam rahmatan lil’aalamin. Sehingga output dari penguatan pemahaman aswaja ini adalah terwujudnya individu-individu yang memiliki sikap pluralis,humanis, dan toleran didalam keberagaman di Indonesia ini.

Bedah buku khazanah aswaja ini adalah acara yang sangat bagus dizaman sekarang ini, terutama karena semakin menjamurnya kelompok-kelompok islam radikal dan ekstrim yang mengklaim kelompok mereka aswaja. Namun, pada nyatanya gerakan dan ideologinya tidak sesuai dengan ajaran aswaja yang sebenarnya. Maka dengan adanya bedah buku khazanah aswaja ini peserta maupun masyarakat lebih bisa membedakan dan mengenal siapa yang dikatakan aswaja (ahlussunnah waljama’ah) yang sebenarnya sesuai yang diajarkan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari ujar Ikhlas Musawibah selaku peserta dari agenda tersebut pada ahad (22/10).
(rzf/mp)


HARI SANTRI NASIONAL, UIN SUSKA RIAU BERSHOLAWAT 2017

Rizal Fahmi - Media Pergerakan.
UIN SUSKA RIAU BERSHOLAWAT. MEDIA PERGERAKAN/Ikhlas Musawibah
Pekanbaru - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, beberapa organisasi kemahasiswaan kampus di UIN SUSKA Riau serempak bersinergi bersama yang terdiri dari UPTQ (Unit Pengembangan Tilawatil Qur’an), HIMA HES (Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syari’ah), PMII(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat UIN SUSKA Riau dan Grup Hadroh Riyadhatus Shalihin.

Adapun Agenda peringatan Hari Santri Nasional di UIN SUSKA Riau kali ini disi dengan agenda Tabligh Akbar, Sholawat dan Bedah Film Sang Kyai ujar Lil Adha Selaku Ketua UPTQ. Pembukaan acara dilaksanakan pada pukul 16.00 wib dengan pembacaan kalam ilahi oleh salah seorang Qari’ Provinsi Riau yakni Sahrul Malik, Untuk tabligh akbar sendiri di isi oleh Ustadz Drs. H. Kariman Ibrahim selaku pimpinan Ponpes Darul Qur’an Pekanbaru, selanjutnya dilanjutkan dengan Sholawatan yang dipimpin langsung oleh Grup Hadroh Riyadhatus Shalihin, dan untuk agenda puncak yakni bedah film yang berjudul Sang Kyai.

Agenda Peringatan Hari Santri Nasional ini merupakan sebuah agenda perdana dan pertama kali diadakan di Masjid Al-Jami’ah UIN SUSKA Riau, hal ini merupakan sebuah pencapaian awal yang luar biasa ujar Ali Junjung Daulay selain itu dalam peringatan Hari Santri Nasional ini yang kita cari bukan meriahnya tetapi semangat dari agenda ini. Dimana pada acara ini kita diajak untuk mengenang jasa-jasa para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dari tangan para penjajah. Sudah saatnya santri itu menyinari bukan disinari. Karena, seyogyanya seorang santri harus bisa menjadi lentera ditengah-tengah lingkungan dimana dia berada dan itulah salah satu fungsi dari santri itu sendiri.

Dari tiga tahapan agenda yang ada, terdapat dua agenda yang sangat ditunggu-tunggu selain tabligh akbar yakni sholawatan dan bedah film sang kyai. Pada agenda sholawat terlihat para peserta acara yang hadir dengan semangatnya mengumandangkan irama-irama sholawat bersama grup hadroh Riyadhatus Shalihin. Sehingga membuat hati yang keras menjadi luluh, yang sedang gundah menjadi tenang,  yang sedang galau jadi bahagia, selain agenda sholawatan para peserta yang hadir juga semangat mengikuti agenda bedah film sang kyai yang di moderator oleh sahabat M. Fadhli dari PMII Komisariat UIN SUSKA Riau. Kami berharap para peserta dapat mengkuti dan menyimak agenda bedah film ini dengan seksama sampai akhir karena dalam hal ini terdapat ilmu yang sangat berharga bagi kita semua ujar Suryanto Ketua HIMA HES.(rzf/mp).

Rabu, 22 November 2017

Sempena Hari Sumpah Pemuda PMII UIN SUSKA Riau Gelar MAPABA

Ade Widoyo: Media Pergerakan
MAPABA PMII. Media Pergerakan/M. Fadli Syakur
Pekanbaru - Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, PMII Komisariat UIN SUSKA Riau sukses adakan Mapaba di PWNU Riau, jalan Pelajar (Ahmad Dahlan), Pekanbaru - 28 oktober 2017.

Mapaba jilid 3 ini diikuti sebanyak 45 Mahasiswa yang berasal dari berbagai Universitas di Pekanbaru. Dengan Mengusung Tema "Melahirkan Generasi yang Idealis, Kritis, Pembela Negara Penegak Agama", diharapkan Mahasiswa/i yang mengikuti Mapaba bisa memahami pentingnya menjadi Mahasiswa Idealis dan Kritis, dan outuputnya adalah Bela Negara serta Penegak Agama.

Ketua Panitia, M Fadli Syakur mengatakan bahwa mengukuhkan kembali idealisme dan kritisisme mahasiswa, khususnya anggota dan kader PMII sangat dibutuhkan. Melihat kondisi Mahasiswa sekarang, tak sedikit yang sudah mencampakkan nilai idealis dan juga cenderung apatis dengan problema yang ada. Keadaan ini jelas mengkhawatirkan. Mahasiswa yang kehilangan mental idealisnya, akan menjadi manusia yang tak berprinsip di masa mendatang. Jika mahasiswa model seperti itu menjabat perangkat penting dalam jajaran pemerintahan ataupun kemasyarakatan, maka akan sangan berbahaya. Akan mudah di 'setir', di arahkan dengan kepentingan-kepentingan pribadi.

Acara yang berlangsung selama 2 hari satu malam tersebut, dihadiri oleh para senior PMII dan pemateri-pemateri dari dalam maupun luar daerah Pekanbaru.(adw/mp).


Kader PMII Pekanbaru, wakili UIN SUSKA di Kancah Nasional

Rizal Fahmi: Media Pergerakan
Sahabat Ardi Gustari berdiri paling tengah. MEDIA PERGERAKAN
Pekanbaru – Salah seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Tarbiyah (RAFATAR) UIN SUSKA Riau Sahabat Ardi Gustari. Terpilih untuk mewakili Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau di kancah nasional pada ajang “Festifal Seni Qur’ani” yang ditaja oleh UKM JQH Al-Mizan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Selasa/03/11/2017).

Pada ajang “Festifal Seni Qur’an” tersebut sahabat ardi gustari mengikuti cabang lomba seni Tilawah Al-Qur’an. Walaupun hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan tetapi kami tetap semangat dan ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Semoga, tahun depan kami bisa lebih baik lagi dari tahun ini. Ujar Sahabat Ardi Gustari. (Sabtu/04/2017).

(rzf/mp).

Pengurus PMII "Komisariat UIN SUSKA Riau dan Rayon" Resmi Dilantik

Media Pergerakan - PEKANBARU- Bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan, pengurus baru Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Suska dan sejumlah pengurus Rayon periode 2017-2018, resmi dilantik. Pengurus dilantik langsung oleh Jamil Siregar, Ketua PC PMII Kota Pekanbaru.

Ratusan kader PMII se-Riau tampak hadir dalam pelantikan tersebut. Selain itu, sejumlah senior, pembina PMII Komisariat UIN, Rayon, juga tampak hadir dalam pelantikan. Juga, para undangan lainnya.

"Pelantikan bukanlah akhir dari segalanya, pelantikan merupakan awal bagi sahabat-sahabati dalam menjalankan roda organisasi PMII ini," kata Jamil Siregar dalam sambutannya di Gedung Islamic Center UIN Suska Riau, Rabu (10/11/17).

Kemudian ia menyebut, berbagai iven demokrasi mahasiswa akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Untuk itu, ia berharap kader PMII UIN Suska Riau agar mengambil sebuah peranan, tidak menjadi penonton.

"Ada pemilihan BEM Institut, Fakultas dan HMJ. Mari kita bersama ambil peranan dalam pemilihan, mari kita tunjukkan kepada mahasiswa dan dosen bahwa di UIN ini, PMII ada dan berkembang pesat," tegasnya.

Sementara itu, Ali Junjung Daulay, Ketua Komisariat yang baru dilantik dalam sambutannya berharap kepada pengurus maupun kader PMII UIN Suska agar selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan.

"Tanpa kekompakan, kita ini tidak ada artinya. Kepada senior dan pembina, bimbinglah kami selalu, jangan pernah bosan membimbing kami, jika kami salah, langsung saja beri teguran," ujarnya.

Selain pelantikan, dalam kegiatan juga dilakukan Dialog Kebangsaan dengan mengangkat tema "Revitalisasi Nilai-nilai Kepahlawanan dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa". Hadir dengan narasumber, Binmas Polresta Pekanbaru, Wakapolsek Tampan dan lainnya. *(ary)

dikutip dari riauterkini.com

Kembangkan PMII, PC PMII Kota Pekanbaru buka 2 KOMISARIAT Baru

Rizal Fahmi : Media Pergerakan
Media Pergerakan/Jepretan oleh: Sahabat Grendino Hilmi Latif
Pekanbaru – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Pekanbaru membuka dua komisariat baru di kampus Universitas Islam Riau (UIR) dan STIKES Awal Bross Kota Pekanbaru (Ahad/05/11/2017).

Setelah Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) yang dilaksanakan di Universitas Islam Riau (UIR) selesai. Pengurus cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Pekanbaru menimbang dan memutuskan kalau Pengurus Komisariat UIR dan STIKES Awal Bross harus segera dibentuk karena jika ditunda-tunda akan memperlambat perkembangan PMII khususnya di Riau, ujar Wakil Ketua 1 PC PMII Kota Pekanbaru Sahabat M. Taufik. (Ahad/05/11/2017).

Berdasarkan hasil musyawarah pembentukan komisariat baru di Universitas Islam Riau dan STIKES Awal Bross Pekanbaru pada pukul 08.00 wib pagi tadi. Maka , terpilihlah ketum komsat masing-masing kampus yakni sahabat Ahmad Takiyuddin selaku Ketua Kmisariat UIR dan Sahabat Hadi Eka Hamdani selaku ketua Komisariat STIKES Awal Bross Pekanbaru ujar Sahabat Grendino Hilmi Latif.(Ahad/05/11/2017).

Diharapakan dengan terbentuknya komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Universitas Islam Riau (UIR) dan STIKES Awal Bross. Menjadi langkah awal untuk melakukan kaderisasi di kampus UIR dan STIKES Awal Bross. Sehingga, kader PMII di UIR dan STIKES Awal Bross dapat bersaing dan berkompetisi menjadi pemimpin di kampusnya masing-masing ujar Ketum PC PMII Kota Pekanbaru Sahabat Jamiluddin Siregar, SH.(Ahad/05/11/2017).
(rzf/mp).

PKC PMII Riau-Kepri Taja "Seminar Edukasi dan Konsolidasi Monitoring BPJS Kesehatan"

Rizal Fahmi: Media Pergerakan


Seminar Edukasi dan Konsolidasi BPJS Kesehatan. Media Pergerakan/Rizal Fahmi
Pekanbaru - Dalam rangka monitoring implementasi BPJS di provinsi Riau. PKC PMII (Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Riau-Kepri bekerjasama dengan FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) Provinsi Riau dan ICW (Indonesia Corruption Watch). Mengadakan "Seminar Edukasi dan Konsolidasi Monitoring Implementasi BPJS Kesehatan". acara seminar ini dilaksanakan di Aula PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlotul Ulama') Provinsi Riau.(Jum'at/27/10/2017).

Acara ini dihadiri oleh lebih kurang 60 peserta dari berbagai OKP-OKP Kemahasiswaan di Kota Pekanbaru. Andi Budiman selaku Ketua Panitia Berkata "Kegiatan ini merupakan bentuk edukasi dan konsolidasi. Agar mahasiswa juga paham dengan konsep BPJS, masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat dan solusi untuk mengatasi masalah pelayanan kesehatan masyarakat. 

Jadi, intinya kita sebagai mahasiswa yang katanya agen of change, control of social harus ikut dalam memonitoring implementasi BPJS agar mengurangi tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat. supaya masyarakat kita mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal ujar Andi. (rzf/mp)

SALAH SATU KADER PMII KOTA PEKANBARU IKUTI TRAINING OF TRAINER SAHABAT OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA (ORI) Riau 2017

Rizal Fahmi : Media Pergerakan
Training Of Trainer Sahabat Ombudsman Riau. MEDIA PERGERAKAN/Rizal Fahmi.
Pekanbaru - Ombudsman Riau kembali mengadakan acara "Training Of Trainer sahabat ombudsman" dengan tema "Turut Serta Mengawasi Pelayanan Publik".dihotel Pangeran Kota Pekanbaru (Kamis/02/11/2017). acara tersebut diikuti oleh 30 orang peserta pilihan hasil seleksi sebelumnya pada acara kelas sahabat Ombusman Riau. para peserta berasal dari berbagai kalangan ulama, tokoh masyarakat, media masa dan organisasi kemahasiswaan di Provinsi Riau.

Dari 30 peserta training of trainer tersebut salah satu diantaranya yang bernama Ikhlas Musawibah  merupakan Peserta Terbaik pada acara Kelas Sahabat Omubudsman yang diadakan 3 bulan lalu di Hotel Tjokro Pekanbaru. Beliau merupakan Satu diantara Kader Pilihan PMII Kota Pekanbaru.

Tujuan dari acara tersebut adalah bagaimana para peserta mampu turut serta membantu Ombudsman dalam mengawasi pelayan publik, serta dapat memberi bimbingan kepada masyarakat tentang adanya satu lembaga negera yaitu Ombudsman Republik Indonesia (ORI) yang bertugas dalam mengawasi pelayanan publik sebagai wadah masyarakat melapor atau meminta bantuan jika terjadi pelangaran-pelanggaran Maladministrasi yang dilakukan oleh oknum-oknum lembaga/instansi pemerintahan atau swasta yang sumber anggaran nya berasal dari APBN maupun APBD.

Ikhlas musawibah Saat di tanya Tim Redaksi Pergerakan apa kesan saudara dalam mengikuti acara ini? Saudara Ikhlas Musawibah mengatakan:"Luar Biasa.... Kesan saya dalam mengikuti agenda ini sangat senang, karna ini merupakan acara sangat bagus yg diadakan oleh Ombudsman Provinsi Riau, Apalagi di isi dengan materi-materi bermanfaat serta Para Pemateri dan Kru Ombudsman yang Luar Biasa,Professional,baik dan ramah. Sehingga kami sebagai peserta semangat dan memahami dengan baik semua materi yg di sampaikan.Semoga nantinya kami dapat tuirut langsung membantu Ombudsman dalam mengawasi pelayanan publik dan mendampingi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan sesuai hak-haknya dari instansi atau lembaga yg bertugas memberikan pelyanan publik ''Imbuhnya.(rzf/mp)