Selancar Situs

Jajak Info

PENGUMUMAN

Sabtu, 05 Mei 2018

Fenomena Pergerakan Mahasiswa Zaman Now

Oleh: Rizal Muhammad Al-Husaini

Media Pergerakan: PMII UIN SUSKA
gambar ilustrasi from google search
Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan berbagi macam produk-produk ekspor mentahnya baik minyak, gas, dan barang tambang lainnya. Akan tetapi mengapa dengan berbagai kelebihan dan kekayaan yang melimpah ini pembangunan di provinsi riau cenderung tidak merata dan bahkan beberapa bentuk pembangunan terutama fasilitas-fasilitas public berupa jembatan, pelabuhan, bendungan dll. Hanyalah sebagai symbol atau jalan untuk mencairkan pundi proyek yang ujung-ujungnya mangkrak dan terbengkalai begitu saja. Ini baru dari segi fasilitas, jika kita melihat dari segi penegakan hukum dan pelayanan sosial kita akan menemukan berbagai kesalahan seperti masih maraknya pungli dimana-mana, korupsi, dan berbagai perizinan-perizinan yang cacat namun dibiarkan seperti halnya tempat-tempat hiburan malam yang sering nakal namun seperti tidak ada tindak lanjut dari para aparat penegak hukum sendiri. Begitu juga dengan maraknya banci-banci yang bertebaran di beberapa tempat sepanjang jalan Kota Pekanbaru seharunya ini dilakukan tindak lanjut namun sepertinya aparat penegak hukum hanya terdiam seribu kata. Apakah sudah ada kong kalikung dibalik ini semua atau bagaimana? Tentunya hal ini akan membuat miris bagi mereka yang berfikir akan hal ini.

Berkaca dari fenomena diatas maka muncul pertanyaan dimanakah peran kaum muda dan mahasiswa yang katanya adalah sebagai agen of change dan agen social control. Kemanakah mereka? para kaum muda. Para kaum muda kita banyak disibukkan dengan pergulatan dunia akademik yang tiada habisnya dan asyik di nina bobokkan oleh gadget-gadget yang selalu menjadi teman setia mereka. Sehingga mereka tak sadar telah lupa dengan permasalah dan realita sosial yang terjadi di sekitar mereka. Nah lantas bagaimanakah solusinya untuk membangkitkan dan menyadarkan jiwa-jiwa yang telah terlanjur nyaman di sana.

Jika kita menghitung mundur dari tahun 1998 ke beberapa puluh tahun silam maka kita akan melihat pergerakan nyata dari mahasiswa terhadap berbagai permasalah dan realita social yang terjadi di Negara Indonesia. Namun jika kita menghitung keatas dari tahun 1998 sampai tahun 2018 maka kita akan mendapati bahwa pergerakan dan respon mahasiswa terhadap realita sosial di masyarakat mulai meredup apakah gerangan kiranya yang menyebabkan hal ini. Disini kita akan mengupas sedikit demi sedikit penyebabnya.

Ada banyak penyebab dari kemunduran gerakan dan peran mahasiswa terhadap realita social yang terjadi di masyarakat  diantaranya adalah: pesatnya arus globalisasi yang menyebabkan munculnya pola hidup hedonis, perkembangan iptek, dan pola akademik kampus itu sendiri.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai bagaimana cara membangkitkan jiwa dan semangat mahasiswa untuk peka terhadap permasalahan dan kondisi realita social di sekitarnya maka alanglah baiknya kita sentil sedikit fenomena mahasiswa di dunia akademik kampus, Terutama yang ada di Pekanbaru. Di kota pekanbaru ada banyak kampus dan universitas besar seperti UIN SUSKA, UR, UIR, UMRI, UNILAK dll. Yang pastinya disana ada cukup banyak mahasiswa didalamya. Namun itu semua seperti parang tumpul yang selalu terlempar ketika digunakan untuk menebang pohon yang artinya mahasiswanya banyak namun mereka tak punya cukup waktu untuk membahas dan mengenali permasalahan dan ralita social di sekitar mereka sehingga mereka selalu merasa jenuh dan mencari pelarian lain untuk mengisi kejenuhan mereka denga bersemedi bersama gadget-gadget mewah mereka.

Selain itu di keseharian mereka di kampus sangat jarang ada dosen yang mau membangkitkan semangat mahasiswanya untuk peka terhadap permasalahan dan realita sosial yang terjadi di sekitarnya. Kebanyakan dosen-dosen di kampus terkhusus Riau terlalu memaksakan mahasiswanya untuk terpatok kepada prestasi akademik tanpa menghiraukan sisi kepekaan sosial yang seharusnya menjadi aspek yang wajib dimiliki mahasiswa dan kaum muda itu sediri. Sehingga jangan salahkan mahasiswa jika hanya sedikit mereka yang peka terhadap permasalahan dan relita sosial di masyarakat karena sejatinya rumah mereka sendirilah yang telah mengekang kreatifitas mereka.

Memang sulit untuk merubah pola yang sudah mendarah daging namun yakinlah itu semua bisa dirubah namun tidak akan bisa seinstan yang kita bayangkan semuanya butuh proses dan proses itu adalah dari diri kita sendiri.

Sadarlah duhai kaum muda, sadarlah duhai mahasiswa, sadarlah banyak saudaramu yang merintih kesakitan disana, sadarlah sahabatku bumimu yang kau pijak menjerit setiap hari karena tanahnya dikeruk oleh tikus-tikus nakal berdasi. Salam pergerakan.(mp/rzfa)

Tidak ada komentar: